studi ERGONOMI


Suatu rancangan memenuhi kriteria “baik” apabila mampu memenuhi konsep ENASE (Efektif, Nyaman, Aman,Sehat dan Efisien). Dan untuk mencapai konsep ENASE ini maka ilmu ergonomi memiliki peran yang sangat besar. Karena di dalam ilmu ergonomi manusia merupakan bagian utama dari sebuah system (Human Integrated Design), maka harus disadari benar bahwa faktor manusia akan menjadi kunci penentu sukses didalam operasionalisasi sistem manusia-mesin (produk); tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat manual, semiautomatics (mekanik) ataupun full-automatics. senam ergonomi (1)A. BIDANG PENELITIAN ERGONOMI
Menurut (Sutalaksana 1979), dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang penelitian, yaitu :
a. Penyelidikan/penelitian tentang tampilan (display)
Sign system dalam konteks desain komunikasi visual merupakan rangkaian representasi visual yang memilki tujuan sebagai media interaksi manusia dalam ruang publik (Sumbo Tinarbuko: 2012, h.12). Terdapat 4 (empat) bagian dari sign system antara lain:
1. Traffic Sign, Yaitu sign system yang berada di jalan yang berguna untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan seperti penunjuk arah, peringatan, dan larangan.
2. Commercial Sign, yaitu sign system yang berfungsi komersil.
3. Wayfinding Sign, yaitu sign system yang bersifat mengarahkan dan menjadi penunjuk jalan.
4.  Safety Sign, yaitu sign system yang berfungsi untuk menginformasikan pesan yang bersifat peringatan, larangan maupun himbauan guna mengingatkan
pengguna mengenai suatu sistem keamanan

b. Penyelidikan/penelitian tentang kemampuan kekuatan fisik manusia (Biomekanika)
Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi hasil ergonomi. Yaitu penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja tersebut. Dalam biomekanik ini banyak disiplin ilmu yang mendasari dan berkaitan untuk dapat menopang perkembangan biomekanik. Disiplin ilmu ini tidak terlepas dari kompleksnya masalah yang ditangani oleh biomekanik ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan  di bawah ini;biomekanika
c. Penyelidikan/penelitian tentang ukuran tempat kerja (Antropometri)

Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusiadan   “metron  (measure)”  yang  berarti  ukuran  (Bridger,  1995).  Secara  definitif  antropometri    dapat   dinyatakan   sebagai   suatu   studi   yang   berkaitan   dengan pengukuran  dimensi  tubuh  manusia.  Antropometri  secara  luas  digunakan  untuk pertimbangan ergonomis dalam  suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan  faktor yang penting dalam menunjang
peningkatan  pelayanan  jasa  produksi.  Setiap  desain  produk,  baik  produk  yang sederhana   maupun   produk   yang   sangat   komplek,   harus   berpedoman   kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik
fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang.
Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu:
1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.
Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.
2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu. Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah.
3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain- lain.

Data  antropometri  yang  diperoleh  akan  diaplikasikan  secara  luas  antara  lain
dalam hal  :
1.  Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).
2.  Perancangan peralatan kerja  (perkakas, mesin, dll).
3.  Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll).
4.  Perancangan lingkungan kerja fisik.
Antropometri   adalah  pengetahuan  yang   menyangkut  pengukuran   tubuh
manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1)  Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada  dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilpengukuran  representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.
2)  Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
a) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti    keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
b) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
c)   Pengukuran variabilitas kerja.
Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan  dari seorang juru ketik atau operator komputer.

d. Penyelidikan/penelitian tentang lingkungan fisik 

B. DISIPLIN KELIMUAN DALAM ERGONOMI
Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan itu, maka terlibat sejumlah disiplin dalam ergonomi, yaitu :
a. Anatomi dan fisiologi ; cabang ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh pada manusia.
b. Antropometri ; ilmu yang mempelajari tentang ukuran-ukuran/dimensi tubuh manusia.
c. Fisiologi psikologi ; ilmu yang mempelajari sistem syaraf dan otak.
d. Psikologi eksperimen ; ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan tingkah laku manusia.

Manfaat dan Peran Ilmu Ergonomi
Ergonomi memeiliki beberapa manfaat, diantaranya :
1. Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelagan yang berlebihan.
2. Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan
3. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan ketrampilan yang diperlukan.
4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.
5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja

Dalam lapangan kerja, ergonomi ini juga mempunyai peranan yang cukup besar. Semua bidang pekerjaan selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi ini diterapkan pada dunia kerja supaya pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka produktivitas kerja diharapkan menjadi meningkat. Secara garis besar ergonomi dalam dunia kerja akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana orang mengerjakan pekerjaannya.
2. Bagaimana posisi dan gerakan tubuh yang digunakan ketika bekerja.
3. Peralatan apa yang mereka gunakan.
4. Apa efek dari faktor-faktor diatas bagi kesehatan dan kenyamanan pekerja.

Aspek-aspek Ergonomi yang mendukung terciptanya lingkungan kerja yang nyaman. Sebagai contoh pada pekerja yang berhubungan dengan komputer.
1. Ergonomi Stasiun Kerja
a. Keluhan yang sering muncul :
– Pengguna komputer mengalami ketegangan otot pundak, ketegangan otot siku, ketegangan punggung.
-Pengguna yang bekerja lama didepan komputer akan mendapatkan miope yang semakin besar. (Haider-Austria).
-Pengguna mengalami iritasi dan ketegangan mata yang semakin hari makin bertambah. (Laubli – Swiss).
b. Cara Mengatasi Keluhan
-Perlu pengaturan tata letak semua peralatan yang digunakan di stasiun kerja.
-Dua faktor yang mempengaruhi unjuk kerja operator, yakni viewing angle dan posisi papan ketik. (Sauter).
-Rancangan stasiun kerja yang baik adalah penempatan papan ketik dan tempat duduk pada ketinggian yang tepat. (Dainof).

  1. Aspek Pencahayaan
    Lebih ditekankan pada pencahayaan di area layar tampilan. Untuk menghindari kelelahan mata.
    Hal-hal yang harus diperhatikan :
    -Hindarkan pengguna dari cahaya terang langsung/tak langsung
    -Atur keseimbangan antar kecerahan layar tampilan dan kecerahan yang ada di depan pengguna.
    -Hindari cahaya menyilaukan, langsung/tak langsung, yang mengenai layar.
    -Pastikan bahwa ada cahaya cukup untuk pekerjaan yang tidak menggunakan layar tampilan.
  2. Aspek Suhu dan Udara
    Kenyamanan udara (thermal comfort) adalah kondisi dimana manusia merasa tidak kepanasan atau kedinginan pada saat dia hanya mengenakan pakaian biasa. Kenyamanan udara ini dapat diperoleh dengan mengatur kelembaban, suhu, dan aliran udara.
    Ukuran kenyamanan udara (ASHRAE Standard 55)
    – Kecepatan aliran udara : 0.15 m/s.
    -Kelembaban relatif sebesar : 50% baik musin dingin/panas.
    -Suhu pada musim dingin : 23 – 26 C.
    -Suhu pada musim panas : 20 – 23.5 C.
  3. Aspek Gangguan Suara
    a. Suara dapat menjadi salah satu faktor yang diperhatikan karena :
    -Suara-suara tertentu bisa mempengaruhi konsentrasi seseorang.
    -Hilangnya konsentrasi menyebabkan turunnya kinerja seseorang.
    b. Cara pengendalian gangguan suara
    -Pasang panel kedap suara.
    -Buat active noise controller.
    -Berikan pengertian ke sesama teman kerja tentang jenis musik dan tingkat volume suara dari audio sistem yang sedang diaktifkan.

Resiko Karena Kesalahan Ergonomi
Sering dijumpai pada sebuah industri terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tersebut disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak menajemen perusahaan. Kecelakaan yang disebabkan oleh pihak pekerja sendiri, karena pekerja tidak hati-hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan kerja yang telah dibuat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor penyebab yang ditimbulkan dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya alat-alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak manajemen masih belum mempertimbangkan segi ergonominya. Misalnya pekerjaan mengangkat benda kerja di atas 50 Kg tanpa menggunakan alat bantu. Kondisi ini bisa menimbulkan cidera pada pekerja.
Untuk menghindari cedera, pertama-tama yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi resiko yang bisa terjadi akibat cara kerja yang salah. Setelah jenis pekerjaan tersebut diidentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menghilangkan cara kerja yang bisa mengakibatkan cidera.

Studi Literatur
http://aiueobloger.blogspot.co.id/2010/05/bab-ii-landasan-teori-2.html


Leave a Reply